Senin, 26 Mei 2014

Cicak tak pernah stress dan nyamuk hewan paling berani

Cicak Tak Pernah Stres, dan Nyamuk Hewan Paling Berani.



~Bangun Inspirasi


Ketika kita menatap dinding atau plafond rumah, terkadang kita sering melihat hewan yang merayap, sebutlah cicak. Makanan sehari-harinya nyamuk. Tapi yang bisa dipelajari darinya adalah walaupun makanannya bisa terbang sementara ia tidak, tapi cicak tidak pernah stres. Buktinya pasti kita belum pernah liat ada cicak gantung diri, atau minum baygon, atau sengaja menabrakkan dirinya di rel kereta.
Paling ada juga yang kejepit di pintu, itu pun pastinya bukan karena bunuh diri.

Sementara manusia banyak yang bunuh diri hanya karena merasa kesulitan ekonomi, terlilit hutang, dan lain sebagainya.

Tapi makanan cicak pun juga makhluk yang hebat. Pelajaran yang bisa kita petik dari nyamuk adalah hewan yang satu ini hewan yang paling berani di dunia. Coba saja kita pikirkan, nyamuk menghisap darah manusia. Kalo nyamuk hinggap di kulit kamu apa kamu akan diam saja? Pasti kamu bakal bunuh nyamuk itu kan?

Artinya untuk mencari makan aja si nyamuk harus mempertaruhkan nyawanya. Tapi ia tak gentar dan terus mencoba secara gagah berani. Bahkan ketika ia hinggap di dinding pun bahaya lain mengancam, yaitu cicak yang siap memakannya.

Banyak inspirasi yang bisa kita peroleh dari sekitar kita. Hari ini kita belajar dari cicak dan nyamuk.


✽✽✽ Semoga bermanfaat ^_^

Sabtu, 03 Mei 2014

“CINTA“

“DAN TEMAN-TEMANNYA”



 

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.


Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh! Maaf, Cinta!” kata Kekayaan, “perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini”.


Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!”, teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira kerena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.


Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak Cinta. “Wah, Cinta, Kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini.” Sahin Kecantikan.


Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah kesedihan. “Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu, “ kata Cinta. “Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja.....” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, “Cinta! Mari cepat naik ke perahuku! Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu.” Kata orang itu. “Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya Cinta heran
. “Sebab,” kata orang itu, “hanya waktu lah yang tau berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu.